Kenapa Ekonomi Kreatif dan Digitalisasi Harus Jadi Fokus Utama

  • Bagikan
bisnis berbasis ekonomi kreatif dan digitalisasi
bisnis berbasis ekonomi kreatif dan digitalisasi

Klik Banjarnegara – Ekonomi kreatif dan digitalisasi saat ini bukan lagi sekadar wacana kosong yang hanya terdengar dalam forum-forum elit. Keduanya telah menjelma menjadi kekuatan riil yang mampu menggerakkan roda ekonomi, terutama bagi generasi muda. Jika dulu kita berbicara tentang lapangan kerja yang harus diciptakan, kini anak-anak muda justru menciptakan sendiri peluangnya melalui dunia digital yang tanpa batas.

Dengan memanfaatkan ekonomi kreatif dan digitalisasi, siapa pun bisa menjadi pengusaha, kreator, bahkan inovator. Tak perlu menunggu modal besar atau koneksi kuat, cukup dengan ide segar, perangkat digital, dan kemauan belajar, pintu-pintu kesuksesan terbuka lebar. Kita sudah melihat sendiri bagaimana YouTuber, ilustrator digital, pengrajin lokal, hingga penjual produk handmade mampu menjangkau pasar global hanya dengan ponsel pintar dan jaringan internet.

Kekuatan ekonomi kreatif terletak pada orisinalitas ide dan kemampuan menciptakan nilai tambah dari hal yang awalnya biasa. Sementara digitalisasi memungkinkan proses produksi, promosi, dan distribusi dilakukan dengan lebih cepat, murah, dan efisien. Kombinasi keduanya adalah jawaban atas tantangan ekonomi masa kini—di mana kreativitas menjadi komoditas, dan teknologi menjadi jalannya.

Pemerintah pun tak tinggal diam. Sejumlah inisiatif telah diluncurkan, mulai dari Gerakan Nasional Literasi Digital, program Bangga Buatan Indonesia, hingga pelatihan digital untuk UMKM. Namun, peran paling krusial tetap berada di tangan generasi muda. Karena merekalah pengguna utama teknologi, dan mereka jugalah yang paling mengenal denyut pasar kreatif yang dinamis dan terus berubah.

Namun sayangnya, tidak semua anak muda memahami potensi ini. Banyak yang masih terjebak pada pola pikir lama—bekerja setelah lulus, ikut seleksi CPNS, atau menunggu nasib baik datang. Padahal, dengan ekonomi kreatif dan digitalisasi, kesempatan bisa diciptakan tanpa harus menunggu.

Lihat saja bagaimana industri fesyen lokal bisa naik kelas berkat media sosial. Atau bagaimana seorang content creator asal daerah bisa menghasilkan ratusan juta rupiah hanya dari video pendek yang konsisten dan orisinal. Ini bukan sekadar cerita sukses sesaat, tapi arah masa depan yang harus kita tangkap sekarang.

Jika tidak ingin tertinggal, sudah saatnya kita memandang serius potensi ekonomi kreatif dan digitalisasi. Ini bukan tren musiman, tapi fondasi ekonomi baru yang berbasis talenta, teknologi, dan inovasi. Saat dunia sedang menuju otomatisasi dan artificial intelligence, justru kreativitas manusialah yang tidak bisa tergantikan.

Maka pesan untuk generasi muda hari ini sederhana: berhenti hanya jadi penonton. Jadilah pelaku. Ciptakan karya. Gunakan teknologi sebagai kendaraan, dan kreativitas sebagai bahan bakarnya. Sebab di era ini, mereka yang menguasai ekonomi kreatif dan digitalisasi, dialah yang akan memimpin masa depan.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *