Apel Pagi Bareng Gubernur Ahmad Luthfi di Tengah Hujan Buktikan Kepala Daerah Jateng Kini Makin Kompak

  • Bagikan
Apel Pagi Bareng Gubernur Ahmad Luthfi

Klik Banjarnegara – Suasana pagi yang diguyur hujan tak menyurutkan semangat para kepala daerah dari berbagai wilayah di Jawa Tengah untuk hadir dalam apel pagi yang digelar di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, 26 Mei 2025.

Apel tersebut bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan momentum kebersamaan dan kolaborasi lintas wilayah yang terasa semakin nyata dan hangat.

Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dalam amanatnya menegaskan bahwa kunci keberhasilan pembangunan daerah adalah sinergi.

Tak boleh ada ego sektoral yang menghambat kerja lintas wilayah. Ia mengajak semua kepala daerah untuk membuka komunikasi seluas-luasnya dan membangun solidaritas kerja.

Hal ini disambut antusias oleh para kepala daerah. Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengungkapkan kekagumannya atas apel pagi yang tetap berlangsung meskipun diguyur hujan.

Ia tak menyangka akan diajak berkumpul di tengah cuaca seperti itu, namun justru dari situlah semangat kebersamaan makin terasa.

Baca Juga:  Gubernur Ahmad Luthfi Tantang Pengusaha Muda Bikin Ekonomi Baru Demi Masa Depan Jawa Tengah

“Kerja sama antardaerah penting, seperti antara Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang, Kendal, atau Grobogan. Ini harus dirawat. Kenapa? Karena Semarang itu letaknya di hilir (daerah bawah). Kalau hulu (kabupaten sekitar di daerah atas) tidak kita garap, Semarang juga tidak akan kuat,” tegas Iswar.

Pernyataan Iswar mencerminkan pentingnya menjaga sinergi antarwilayah dalam menghadapi tantangan bersama, terutama yang berkaitan dengan kondisi geografis dan dampak lingkungan.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Kudus, Belinda Birton, yang menilai kegiatan apel bersama ini sangat positif dan membangun rasa kekeluargaan antar kepala daerah maupun aparatur pemerintah.

“Tadi pagi saat apel, semua kumpul. Ini hal positif dan kalau bisa dibuat rutin, ya bagus. Supaya komunikasi antarkepala daerah, OPD, dan ASN bisa terjaga. Kita nggak canggung satu sama lain,” ucapnya.

Semangat yang sama turut disuarakan oleh Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana.

Baca Juga:  Gubernur Ahmad Luthfi Tantang Pengusaha Muda Bikin Ekonomi Baru Demi Masa Depan Jawa Tengah

Ia mengapresiasi gaya kepemimpinan Gubernur Jateng yang aktif mempertemukan kepala daerah, tidak hanya dalam rapat formal tapi juga dalam momen santai seperti apel bersama.

“Pak Gubernur juga sering mengadakan acara kumpul-kumpul semacam ini, dan itu bagus. Pesan beliau sangat luar biasa: bupati dan wakil bupati harus rukun, harus solid untuk bisa mengemban tugas ke depan,” tegasnya.

Salah satu yang menarik perhatian dalam apel ini adalah kehadiran lengkap para pimpinan daerah, mulai dari wali kota hingga wakil bupati. Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, bahkan mengaku baru kali ini merasakan apel bersama yang melibatkan seluruh unsur pimpinan daerah.

“Ini bukan sekadar seremoni. Ini menunjukkan bahwa Bapak Gubernur ingin mengajak kita semua untuk kompak dan solid dalam membangun Jawa Tengah,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti gaya komunikasi Gubernur Luthfi yang dikenal santai tapi tetap berorientasi pada capaian kerja.

Baca Juga:  Gubernur Ahmad Luthfi Tantang Pengusaha Muda Bikin Ekonomi Baru Demi Masa Depan Jawa Tengah

“Beliau membuka ruang komunikasi tanpa sekat. Tidak ada jarak antara gubernur dengan bupati atau wali kota, tetapi tetap fokus pada progres dan capaian target,” jelas Dedy.

Lebih jauh, Dedy Yon menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi saat menghadapi isu besar yang bersifat lintas batas wilayah, misalnya persoalan banjir atau pengelolaan sampah.

“Bapak Gubernur selalu mengingatkan agar tidak ada ego sektoral. Semua daerah harus saling bekerja sama, termasuk dalam penanganan banjir dan sampah,” katanya.

Ia memberi contoh konkret dari pengalaman Kota Tegal, yang letaknya berada di hilir. Menurutnya, jika kawasan hulu seperti Kabupaten Tegal tidak terlibat dalam mitigasi, maka penanganan banjir di wilayahnya tidak akan efektif.

“Di atas Kota Tegal ada Kabupaten Tegal. Maka penanganan banjir harus dilakukan bersama. Mitigasinya pun harus terintegrasi,” tegasnya.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *