Kesalahan Saat Masak Daging Kurban di Hari Raya Idul Adha

  • Bagikan
Masak Daging Kurban di Hari Raya Idul Adha

Setiap kali Hari Raya Idul Adha tiba, daging kurban menjadi sajian utama di meja makan. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk menikmati beragam olahan daging sapi atau kambing bersama keluarga.

Namun, tidak sedikit orang yang justru merasa kecewa karena hasil masakan mereka kurang memuaskan—daging terasa alot, bau prengus menyengat, atau bumbu tidak meresap.

Untuk menghindari hal tersebut, penting bagi kita memahami kesalahan yang harus dihindari saat masak daging kurban.

Dengan mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan umum, Anda bisa menyajikan hidangan yang lezat, empuk, dan aromatik.

Berikut beberapa poin penting yang patut Anda perhatikan:

Memasak Daging yang Masih Segar Tanpa Didiamkan Terlebih Dahulu

Banyak orang langsung mengolah daging kurban sesaat setelah diterima. Padahal, daging yang baru dipotong masih dalam kondisi kaku atau mengalami proses rigor mortis. Jika langsung dimasak, daging bisa menjadi keras dan tidak nyaman dikunyah.

Solusi: Diamkan daging di suhu ruang selama 4–6 jam, atau simpan dalam kulkas selama semalam sebelum diolah. Proses ini akan membuat otot daging lebih rileks sehingga hasil akhirnya lebih empuk.

Baca Juga:  Tips Memilih Gadget Sesuai Kebutuhan Harian
Memotong Daging Sejalan dengan Serat

Kesalahan umum lainnya adalah cara memotong daging yang salah. Memotong searah serat akan membuat daging lebih sulit dikunyah, bahkan setelah dimasak lama sekalipun.

Solusi: Potonglah daging melawan arah serat. Ini akan memutus jaringan otot dan membuat daging lebih lembut saat dimasak maupun saat disantap.

Menggunakan Bumbu Instan Tanpa Mengolah Ulang

Bumbu instan memang praktis, tapi jika digunakan tanpa penyesuaian, rasa masakan bisa jadi tidak seimbang, bahkan terasa hambar atau terlalu asin. Bumbu instan juga kadang tidak cukup kuat untuk menetralkan bau khas daging kambing atau sapi.

Solusi: Tambahkan bumbu segar seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, dan serai untuk memperkaya rasa. Jangan lupa tumis bumbu hingga matang agar aroma masakan lebih sedap dan menggoda.

Baca Juga:  Tips Memulai Bisnis untuk Pemula agar Cepat Berkembang
Tidak Menghilangkan Bau Amis Sebelum Dimasak

Bau prengus adalah masalah klasik saat mengolah daging kurban, terutama kambing. Sayangnya, banyak yang melewatkan tahap penting dalam menghilangkan bau tersebut.

Solusi: Rendam daging dalam air jeruk nipis, cuka, atau remasan daun pepaya selama 30 menit. Anda juga bisa merebus daging dengan rempah seperti jahe, daun salam, dan serai agar aromanya lebih bersih.

Memasak dengan Api Besar Sepanjang Waktu

Beberapa orang berpikir semakin besar api, semakin cepat daging matang. Padahal, memasak daging dengan api besar bisa membuat bagian luar cepat gosong sementara bagian dalam masih keras atau bahkan mentah.

Solusi: Gunakan teknik slow cooking dengan api kecil agar daging matang perlahan dan teksturnya menjadi lebih empuk. Jika ingin hemat waktu, panci presto bisa menjadi pilihan.

Menambahkan Garam di Awal Proses Masak

Menaburkan garam saat daging baru dimasak adalah kesalahan yang sering tidak disadari. Garam dapat menarik cairan keluar dari daging, sehingga membuatnya jadi keras.

Baca Juga:  Amalan Sunnah Idul Adha Ini Bisa Buat Kamu Panen Pahala dan Dicintai Allah

Solusi: Tambahkan garam menjelang akhir proses memasak, saat daging sudah setengah empuk. Ini akan membantu menjaga kelembutan dan rasa alami daging.

Terlalu Cepat Menggoreng Daging

Menggoreng daging kurban tanpa proses perebusan sebelumnya dapat membuat teksturnya alot. Terutama pada bagian daging yang mengandung banyak otot dan serat kasar.

Solusi: Rebus daging terlebih dahulu hingga setengah matang, kemudian olah lebih lanjut sesuai selera—bisa digoreng, ditumis, atau dibakar.

Mengabaikan Jenis Potongan Daging

Tidak semua potongan daging cocok untuk semua jenis masakan. Menggunakan potongan yang salah bisa berujung pada hasil akhir yang kurang maksimal.

Solusi: Kenali bagian-bagian daging terlebih dahulu. Contohnya, bagian iga dan sandung lamur cocok untuk rendang atau gulai, sementara daging has dalam lebih cocok untuk sate atau tumisan karena lebih lembut.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *